Keindahan Alam yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon memiliki daya tarik yang besar bagi siapa saja yang mengetahuinya tak terkecuali saya. Pertengahan april tahun 2016 lalu, saya dan 10 orang teman sepakat untuk melakakan riding menggunakan sepada motor menuju Desa Taman Jaya Ujung Kulon. Perjalanan dengan menggunakan sepeda motor menghabiskan waktu kurang lebih 12 jam perjalanan menghabiskan banyak sekali stamina.
Perjalanan kami melalui pesisir pantai dari tanjung lesung sampai desa Taman Jaya sangat memberikan pengalaman yang seru. Disamping Pemandangan nya yang bagus jalanan yang kami Lalui Kondisinya tidak bagus bahkan terkesan rusak. Alasan itulah yang membuat perjalana kami sangat menyita waktu.
Pada awalnya kami tidak mengetahui tentang adanya buaya yang ada di Ujung kulon, Kami berlibur dengan mengunjungi pulau di sekitar laut Ujung Kulon dan melakukan snorkling di beberapa spot. sampai setelah hari terakhir kami disana, beberapa warga baru bercerita kepada kami bahwa Buaya sering muncul di Daerah tersebut dan sempat memakan salah satu warga yang ada disana.
Meski keberadaan hewan itu menunjukkan ekosistem yang masih terjaga dengan baik, konflik reptil raksasa itu daengan manusia sudah beberapa kali terjadi. Desa Taman Jaya di kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, tidak berbatasan langsung dengan TN Ujung Kulon. Masih ada Desa Ujung Jaya yang berimpitan dengan kawasan konservasi badak jawa dan sejumlah mamalia lain itu. Namun Cerita manusia dimasa buaya banyak dituturkan di Taman Jaya.
Di Muara sungai yang banyak mengalir di ujung Kulon masih dijumpai buaya muara (Crcodylus porosus) berukuran panjang lebih dari 3 meter. Menurut penuturan warga desa Taman Jaya, predator primitif itu pernah terlihat berenang bolah balik dari pantai Ujung Kulon ke pemukiman warga.
Memangsa Penduduk
Warga taman jaya menuturkan kepada beberapa orang dari kami pada tahun 2007 seorang warga taman jaya sedang wudhu dari air di luar rumah sebelum solat subuh. Tiba tiba ia menghilang. beberapa hari kemudian , separuh tubuhnya ditemukan di daerah Cilintang, area Taman Nasional.
Kejadian kedua, seorang nelayan bernama sukanta sedang menangkap ikan bersamaa dua rekannya di perairan handaeleum. Saat menjala dipantai, tubuhnya tiba tiba ditarik buaya ke laut. kedua rekannya berusaha menolong dan berhasil menaikan tubuh sukanta ke atas perahu namun, nyawa nelayan itu tak tertolong akibat luka luka.
ketiga, seorang pencari ikan di sungai hilang disekitar perairan mangrove di Cigenter. Penduduk hanya menemukan alat penangkap ikan yang mengambang diair. Warga menduga kuat ia diserang Buaya.
Keberuntungan
Saat kami bermain dibeberapa pulau termasuk pulau Handeuleum dan 2 pulau lainnya kami sempat berenang di dermaga dan pantainya kami beruntung tidak ada kejadian apa apa yang menimpa kami. kami hanya melihat seekor ular laut yang ada di pinggir pantai tersebut.
Dibalik adanya buaya muara itu, ada hal positif yang bisa kita ambil pertama, ini merupakan fakta bahwa keasrian alam Taman Nasional Ujung Kulon masih terjaga, Kedua predotor ini bisa jadi media riset dan penelitian ekosistem air di Taman Nasional Ujung kulon, Ketiga, mungkin saja disana bisa dijadikan wisata khusus bagi siapa saja yang ingin melihat Buaya muara secara langsung.
Comments
Post a Comment