Menyikapi Meningkatnya Pendaki 2 Tahun Ke Belakangan


Di zaman sekarang ini kegiatan mendaki gunung bukan  lagi suatu hal yang menakutkan ataupun menyulitkan seperti 20 tahun kebelakang, saat peralatan pendakian masih sederhana, Brand brand penyedia perlengkapan masih jarang, Hutan hutan gunung yang masih alami, lebat dan menyeramkan begitupun imej negatif tentang pendaki gunung yang urakan, gondrong dan slangean. Saat itu Hobi mendaki gunung kebanyakan adalah milik laki laki pemberani yang mampu berjalan ditengah hutan berhari hari hanya untuk menyendiri dari kebisingan kota.  


Namun apa yang terjadi 2 tahun belakangan ini sangat berbeda seperti dulu, siapapun bisa mendaki gunung, Baik yang ingin maupun yang hanya untuk coba coba. Tapi alasan seperti itu bukannya salah, pendaki dahulu pun saat pertama mendaki mungkin karena alasan yang sama. Namun point perbedaannya  adalah tentang edukasi yang di dapat mereka para penndaki baru saat mendaki sangatlah kurang dibanding  pendaki dahulu. Kebanyakan pendaki dahulu adalah lulusan mapala universitas atau himpunan pecinta alam daerah yang jelas keorganisasiannya. 

Memang sedikit janggal ketika saya membicarakan pendaki dahulu angkatan tahun 2000an namun Saya sendiri baru menekuni hobi ini sejak lulus sekolah SMK tahun 2010 lalu dan bukan lulusan Mapala ataupun Himpala, namun saya banyak belajar  dari senior yang dulu mengajak saya mendaki. 

Edukasi tentang Mendaki gunung sangat di perlukan oleh seorang yang akan mendaki gunung, Banyak edukasi atau pembelajaran tentang pendakian gunung contohnya adalah Ilmu Persiapan Pendakian, apa saja perlengkapan & peralatan yang harus diabawa, apa saja Perbekalan logistik yang harus dibawa sesuai gunung yang didaki dan bagaimana cara Packing yang benar ke dalam tas Carier. ilmu dasar seperti ini haruslah di kuasai sepenuhnya oleh pendaki gunung. Sebenarnya masih banyak ilmu pendakian yang harus diketahui seperti:
1. Bagaimana me manage Pendakian, contoh awal seperti kasus diatas.
2. Bagaimana Penyusunan Rundown/Itenary Pendakian
3. ILmu dasar Survival
4. Ilmu Rescue dalam keadaan darurat di atas gunung
6. Ilmu dasar Navigasi Darat.
7. Bagaimana bersikap saat kondisi/cuaca Ekstreem
dsbg

Edukasi tentang ilmu ilmu tersebut banyak yang tidak dipahami oleh pendaki pendaki baru. Mereka dengan gampangnya ikut ikutan mendaki gunung padahal bekal yang mereka miliki sangatlah kurang. Lebih parahnya lagi banyak diantara mereka yang terkesan tidak peduli dgn pengaetahuan dasar mendaki padahal ilmu itu sangat diperlukan agar kita bisa selamat mendaki gunung sampai kembali kerumah lagi. Yang mereka pedulikan hanyalah sampai puncak dan berfoto untuk di upload di media sosial.

Saya berharap banyak kepada para pendaki pendaki dahulu/SENIOR untuk terus memberikan edukasi tentang ilmu ilmu pendakian kepada para pendaki pemula agar mereka paham akan keselamatan nyawa mereka sekaligus memberi edukasi tentang bagaimana cara menjaga gunung itu sendiri dari sampah melalui media dimana awal  Merebaknya Pendakian gunung ini tidak lepas dari dukungan media sosial dan beberapa film bergenre Petualangan yang mengexplore keindahan indonesia.

Kita harus terus berpikir positif dan bersikap positif tentang masalah ini. jika awal merebaknya dari media kita pun harus mengedukasi mereka dengan media juga contohnya lewat tulisan, gambar, ataupun video dokumenter. Jangan malah kita tak peduli akan pendaki baru yang terus tanpa pengetahuan merusak alam, mengotori alam dengan sampah yang mereka tinggalkan di atas gunung. Namun dalam kenyataannya kita pun harus mencotohkan perbuatan yang benar tentang bagaimana menjaga gunung itu contoh kecil seperti membawa sampah turun atau sekedar opersi Bersih saat turun gunung, kalo dulu saat SD kita kenal dengan operasi semut.






Comments