Sore itu sesampainya kami berlima di tempat istirahat terakhir di Kandang Badak sebelum summit attack menuju puncak Gede. Kami bergegas medirikan tenda dengan sisa tenaga, kami bergotong royong mendirikan tenda yang cukup untuk menampung kami istirahat berlima. Selesai itu semua kami mulai memasak air yang kami dapat dari sumber air yang ada di dekat kemah kami.
Disanaa bukan hanya kami yang berkemah, ada lebih dari 5 tenda yang ikut berkemah di pos Kandang Badak, tapi terlihat jelas bahwa tenda kami lah yang paling bagus. Karena tenda milik salah satu teman saya itu adalah tenda yang memiliki 2 ruang sekaligus dan memiliki 3 lapisan kain yang bisa melindung kami dari serangan dingin yang menusuk tulang.
Biasanya KEBIASAAN kami jika sudah di dalam tenda setelah makan adalah mulai bercerita tentang perjalanan yang sudah kami tempuh seharian tadi dan mulai merencanakan sumit attack menuju puncak Gede. Ditemani berberapa cangkir teh dan copi serta sebungkus makanan ringan. Semua canda dan tawa membuat hangat suasana. Setelah makan malam kami langsung beristirahat dan tidur.
Tanpa di sadari Hujan turun dengan sangat deras. Kami saling mengeluh dan menggerutu soal sunrice yang mungkin tidak akan kami jumpai ketika kami sampai di puncak nanti. tetapi abang Tulus dan Adul mulai mengatakan kepada kami. "kalo lo mau jadi pecinta alam jangan pernah ngeluh apa yang terjadi dengan alam, karena itulah alam dengan berbagai keadaannya. Dan jangan jadikan sunrice sebagai tujuan kita naek gunung tapi anggap lah itu bonus yang kita dapat jika kita bisa naek gunung dengan baik tanpa merusak alam" gitu si kalo gk salah kata mereka.
pic : Tulus tuh yang lagi diri
Tulus dan adul adalah orang yang pertama kali ngajakin temen saya naek gunung dan temen saya itu ngajak saya juga. Dia berdua udah pengalaman naek gunung, Bayangin aja naek ke gede udah 7 kali, Itualah yang bikin gw percaya mereka bisa bimbing kami sampai ke puncak gede.
Hujan akhirnya berhenti sekitar pukul 11. Kami semua bangun dan mulai memasak mie instan, kami makan dengan lahap. Setelah itu ada beberapa dari kami yang tidur saya pun ikut tertidur. Tak sempat bermimpi saya tubuh saya sudah di guncang-guncang oleh salah satu teman saya. Saya pun terbangun dan langsung mencari air untuk minum. Teryata saya di bangunkan untuk bersiap-siap untuk melakukan Summit attack. Saat itu waktu menunjukan Pukul 01.30 pagi. kami pun berdiskusi apa-apa saja yang sibutuhkan untuk summit atacck. Hasil kemputusan akhirnya hanya kami bertiga yang bisa melakukan Summit attack yaitu Adul, P-men, dan saya. Jadi Tulus dan Akhar tetap berada di tenda .
Setelah semua perbekalan siap, kami lansung berangkat dan dimulai dengan doa bersama. Waktu menunjukan pukul setengah 3 kurang dan kami mulai berjalan menggunakan 2 senter yang di pegang oleh adul di depan dan saya di belakang. Di awal perjalanan saya sempat bertanya-tanya di dalam hati mungkin masih ada macan tutul liar yang hidup di dalam hutan yang siap menerkam kami kapanpun, serta pikiran tentang hantu yang sangat menggangu di kepala. Di tambah lagi P-men bilang "Namanya juga di hutan, Hutankan sarangnya setan" aduhhh bener-bener ngaco tu orang kalo ngomong. Udah gitu bukan cuma mulutnya ternyata yang asal ngomong tapi juga lobang pantatnya yang asal bunyi hampir setiap 10 menit sekali dalam perjalanan P-men kentut dengan santai dan bunyinya sangat keras serta berirama.. duuutt .. dutt. duttttttt... kaya gitu deh kalo gk salah bunyinya.
Saya bilang ke dia " men lu kalo kentut jangan sembarangan apa ini kan di gunung hati-hati..." eh dia malah nyaut begini "tenang aja lu ini tuh kode ,,, biar binatang liar atau setan bisa kabur denger ni kode" aduuuuh parah tu anak.
Setelah Jalan Beberapa saat akhirnya kami menemui trek yang sering di sebut tanjakan "SETAN'. Trek itu emang pantes di bilang tanjakan setan karena kita harus sangat berhati-hati melewatinya. Satu persatu kami mulai menanjak batuan-batuan licin dengan hanya di bantu tali baja yang sudah terpasang berpuluh-puluh tahun dan pencahayaan dari sinar senter kecil kami. Tiba pada gilirang saya untuk naik. Awalnya bingun harus dari mana mulai berpijak tapi sedikit demi sedikit saya mulai mendaki tebing itu. mungkin kerena gelap saya berpikir mungkin senter yang saya pegang akan berguna jika saya gigit dan saya dapat memegangi tali dengan kedua tangan saya. Tapi malah sebaliknya kecelakaan itupun terjadi senter yang saya gigit malah jatuh kembali kebawah dan mati tidak menyala. Saya berusaha bertanggung jawab untuk mengambilnya kembali dan kembali naik tebing di bantu cahaya senter dari milik adul yang sudah sampai di atas.
Sesampainya di atas tebing kami beristirahat sejenak melihat siluet gunung Pangrango di sebrang kami. Betapa indahnya puncak pangrango yang ditutupi kabut tipis. Lantas kami berfikir dan terbayang puncak Gede yang sedang kami daki ini akan seindah apa nantinya ??? . Perjalanan di lanjutkan walau hanya denga satu senter yang terkadang mati di tengah jalan. Satu demi satu patok kami lewati dengan susah payah dan dengan nafas terengah-engah, mungkin karena sudah hampir puncak jadi kadar oksigen mulai tipis. Akhirnya kamipun menemui ujung perjalanan kami yaitu puncak Gunung Gede.
Waktu menunjukan pukul 4 kurang 15 menit pagi. Kami setuju untuk beristirahat di balik gundukan tanah dan di celah pepohonan kering yang mungkin mati karen asap belerang kawah Gunung Gede. Saat itu udara sangat-sangat dingin dengan angin yang bertiup kencang membawa uap air. Padahal saya sudah mengenakan sarung tangan tapi dingin terus menusuk tulang dan paru-paru kami. Terlintas di fikiran mungkin jika kami tidak bisa bertahan sampai matahari pagi keluar kami akan mati kedingan di sana. Kami mencoba mengeluarkan perbekalan kami dan memakan apa yang ada tapi itu hanya sedikit membantu kelaparan kami setelah mendaki hampir 2 jam perjalanan. Setelah itu kami mencoba untuk tidur, dengan alas seadanya yaitu 1 mantel yang kami buka lebar dan daun-daun ilalang yang menjadi SELIMUT KAMI. Kami tidur saling berringkuhan agar dingin yang sangat menyakitkan itu bisa sedikit berkurang. Satupun dari kami ternyata tidak ada yang bisa tertidur nyenyak karena suhu rendah yang sangat menyakitkan.
Akhirnya waktu sedikit demi sedikit berlalu dan Hal yang paling kita tunggu mulai datang. SUNRISE hal indah yang jarang sekali kita dapatkan. Padahal semalam hujan turun dengan deras tapi saat pagi udara cerah. Barisan awan ada di depan mata kita. Seakan-akan kami berada di atasnya, indah sekali pemandangan itu. Ucap syukur selalu tercurah dari muluk saya melihat keindahan ciptaan yang maha kuasa.
Kami berfoto-foto disana merayakan keberhasilan kami sampai di pucak Gede dengan kamera ponsel saya dan P-men. Melihat semua itu saya berfikir untuk mencoba mendaki gunung lain yang ada di indonesia. Perasaan hati saat itu tak akan bisa tergambarkan dengan kata-kata dan dokumentasi foto dan video.
Misalkan saja semua hal yang ada di sana berhasil kami dokumtasi ...
Mungkin kalian akan iri melihat kami.....
Berdiri di antara awan yang menyelimuti pagi....
Melihat pemandangan indah yang tak akan mungkin dapat terulangi....
"Risnandar Adhe saputra"
salam kenal,
ReplyDeletekami "Tendaku" berada di bandung 022 2035640 dan "Mr.Camp" di tapos ciawi bogor 0251 910 8201, 0251 279 5249, khusus merentalkan tenda kemping (tenda dome, dll) , dan merentalkan alat-alat kemping lainnya (sleeping bag, matras spon, dll). kami juga mengadakan paket paintball dan merentalkan senjata paintball. Untuk lengkapnya klik aja website kami di www.tendaku.net atau www.mrcamp.net
Kami berharap informasi ini bermanfaat dan kita dapat bekerjasama di kemudian hari.
hormat kami
Arnold
0817 230 8338